Total Tayangan Halaman

Minggu, 30 Mei 2010

DASAR-DASAR TEKNIK VOKAL

1. Perbedaan Bernyanyi Dan Berbicara
Bernyanyi adalah suatu bentuk kegiatan seni untuk mengungkapkan pikiran dan perasan manusia melalui suaranya. Suara itu adalah bunyi yang dihasilkan oleh selaput suara yang bergetar yang terletak dalam kotak selaput suara, digetarkan oleh aliran udara pernafasan dari paru-paru. Suara digunakan manusia untuk berbicara sehari-hari. Aliran udara yang diperlukan untuk berbicara tidak memerlukan teknik pernafasan khusus. Akan tetapi untuk bernyanyi diperlukan udara yang lebih banyak dari jumlah udara untuk berbicara biasa, karena suara yang dihasilkan harus penuh, pada umumnya lebih panjang serta dengan gema yang indah. Udara yang lebih banyak itu dapat menggetarkan selaput suara dengan teratur tetapi tetap hemat.
2. Ungkapan atau Penafsiran Isi Lagu
Ungkapan pikiran dan perasaan manusia melalui kegiatan bernyanyi menggunakan nada dan kata-kata. Kemampuan mengungkapkan dengan kata-kata tidak terdapat dalam musik instrumental atau musik yang menggunakan intrumen musik saja. Melodi yang digunakan dalam bernyanyi termasuk cabang seni musik, sedang kata-katanya tergolong ke dalam seni sastra. Inilah keistimewaan bernyanyi. Jika kita menyanyikan suatu lagu, haruslah diperhatikan dan diusahakan agar cabang seni ini berjalan.
Walaupun ungkapan pikiran dan perasaan manusia melalui lagu-lagu itu banyak sekali macam ragam serta tingkat kejiwaannya, agar lebih mudah dipahami, lagu-lagu wajib yang kita nyanyikan kita kelompokan atas dua macam ungkapan secara garis besar lebih dahulu.
Kemudian untuk mendapatkan dinamik yang tepat, keseluruhan lagu itu harus dianalisis benar-benar, dimana harus lunak, dimana harus keras, dimana harus dilakukan peningkatan atau penyusutan baik mengenai kecepatan maupun volume suara dan sebagainya hingga sesuai dengan ungkapan isi lagu. Demikian pula dengan lagu-lagu legato yang lain seperti lagu-lagu cinta ataupun lagu-lagu sedih, tidak dapat dinyanyikan dengan irama serta nada yang tegap dan mantap seperti menyanyikan lagu-lagu perjuangan yang bersemangat.
3. Sikap Badan Waktu Bernyanyi
Sikap badan yang baik untuk bernyanyi ialah sikap tentang cara duduk atau cara berdiri yang memberi keleluasaan melakukan pernafasan dalam mempersiapkan udara yang diperlukan. Demikian pula sikap tentang pembentukan suara indah yang diinginkan sehingga dapat mengungkapkan isi lagu yang dinyanyikan baik, dengan yang akan terbayang pada air muka dan sinar mata penyanyinya.
Posisi harus diperhatikan benar dalam bernyanyi sikap badan yang baik waktu bernyanyi adalah sebagai berikut:
• Duduklah dikursi atas bangku bagian depan dengan bobot badan tertumpu pada bagian bawah tulang pinggul yang dinamakan boggol tulang duduk.
• Tarik dan regangkanlah tulang pinggang sehingga tegak lurus, dan otot perut agak dikencangkan sehingga kendur.
• Dada agak dibusungkan sehingga tulang rusuk terangkat sehingga bebas berkembang, dan rongga dada akan bertambah besar.
• Tegakkan kepala, tetapi tetap rileks sehingga kepala dapat berputar dengan mudah.
Diafragma ialah sekat rongga badan yang memisahkan rongga dada dibagian atas badan dengan rongga perut dibagian bawahnya. Diafragma ini terdiri dari jalinan otot lebar mendatar yang kenyal dan kuat dengan permukaan cembung ke atas.
Cara yang lain untuk mendapatkan suara yang bulat penuh itu dapat pula dilakukan sebagai berikut :
• Ucapkan A dengan membuka mulut dan menurunkan rahang bawah. Bagian belakang mulut akan terbuka, dan bagian depan mulutpun terbuka.
• Bentuklah bibir atas dan bawah pada bagian depan muut yang terbuka itu menjadi berbentuk bulat.
• Dengan bentuk mulut bagian depan dan bentuk bibir yang bulat ini, ucapkanlah A kembali dengan demikian bagian belakang mulut terbuka sehinga dapat mengeluarkan bunyi vocal A yang penuh dan bulat. Untuk bunyi vocal a, i, u, e, o dan sebagainya haruslah diusahakan agar tidak terlalu banyak mengubah bentuk mulut seperti pada waktu berbicara, karena dalam bernyanyi haruslah diusahakan mutu suara yang sama untuk bunyi-bunyi vokalnya. Yang perlu diingat adalah agar selama bernyanyi itu tenggorokan harus terbuka.
4. Cara Produksi Nada
Produksi alat-alat musik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sehingga dihasilkan warna suara yang berbeda-beda dengan keinginan yang membunyikannya. Mutu suara yang dihasilkan dalam bernyanyi tergantung kepada cara kita menggunakan teknik untuk pengucapan, resonansi, vibrato, kepanduan nada, ekspresi, dan interprestasi.
Seorang penyanyi yang ingin menyanyikan sebah lagu dengan baik harus lebih dahulu memahami benar isi lagu yang akan dinyanyikannya, dapat mengucapkan kata-katanya sesuai dengan ucapan dalam bahasa yang digunakan, tapi dengan mutu suara yang sama untuk bunyi-bunyi vokalnya.
Resonansi ialah peristiwa diperkerasnya bunyi dari suatu sumber getaran melalui ikut bergetarnya suatu benda atau benda yang benda rongga, serta ikut bergetarnya udara di dalam rongga itu. Alat musik seorang penyanyi terdiri dari selaput suara sebagai sumber bunyi, dan badan dengan rongga dalam kepala, sebagai pengeras suara atau resonator. Resonator yang baik digunakan, terutama untuk anak-anak ialah resonator bagian atas atau resonator kepala. Pada umumnya semua orang dapat benyanyi. Suara yang belum baik dapat diperbaiki dengan mempelajari teknik bernyanyi, berusaha mencari resonansi yang tepat dengan tekun, sampai dapat menghasilkan suara yang bermutu baik.
Vibrato adalah istilah untuk nada (alunan nada) yang dihasilkan dengan teknik memberikan perubahan berkala untuk intensitas, warna dan tinggi nadanya dalam bermain musik/ bernyanyi. Perubahan tinggi nada pada vibrato pemain biola bisanya kira-kira seperempat nada. Vibrato pada penyanyi banyak variasinya. Setelah anak-anak dapat menyanyikan nada-nada dengan tepat barulah dapat diberikan latihan bernyanyi dengan mengunakan teknik-teknik suara bervibrato.
Interpretasi dalam musik ialah hasil penafsiran seorang seniman atau penyanyi tentang sebuah komposisi musik atau lagu yang dibuat seorang komponis. Dengan mengikuti petunjuk berupa tanda-tanda ekspresi dari komponisnya, seorang seniman atau penyanyi dapat mengukapkan sebuah lagu dengan ekspresi yang baik sekali, tetapi mungkin saja interpretasi yang diberikannya belum sesuai dengan isi dan jiwa lagu yang disajikannya.
Sumber : Jamalus. 1998 Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: P2LPTK, Dikti, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
” FUNGSI DAN UNIVERSALITAS MUSIK ”
Sebenarnya dimanakah posisi penting musik dan seni dalam kehidupan kita itu?. Secara mendasar beberapa posisi dan fungsi musik ada pada fungsi sosial; musik dalam upacara keagamaan, fungsi pendidikan; meningkatkan daya konsentrasi dalam belajar, fungsi moral & religi; bentuk penyadaran yang dimanifestasikan dalam musik / syair, fungsi hiburan; sekedar pelepas ketegangan sejenak, dan masih banyak lagi fungsi-fungsi musik yang lain yang bisa kita kaitkan dengan bidang-bidang lain.
Dalam perkembangannya, musik menjadi wilayah yang sangat terbuka bagi siapapun yang menikmati bunyi, dengan kata lain musik dapat dimanfaatkan atau dinikmati oleh semua orang tanpa mengenal batas wilayah, suku, ras, agama, tingkat ekonomi, golongan, partai, jenis kelamin dll. Inilah sifat dasar dari musik sebagai bahasa universal, dalam pemahaman yang berbeda siapapun memiliki hak yang sama untuk menikmati musik tanpa kecuali. Selain itu yang tak kalah pentingnya adalah musik mampu memiliki daya pikat yang luar biasa untuk mengisi ruang dan waktu. Disini bisa kita lihat saat ini bahwa hampir disemua wilayah kehidupan kita musik hadir baik di warung, WC umum supermall, terminal, nada dering ponsel, sontrek filem, bis umum, kampanye politik, termasuk hampir disetiap acara TV baik live maupun offair pasti ada musik.
Dalam dunia periklanan musik menempati porsi yang cukup penting untuk menancapkan pencitraan sebuah produk kedalam ingatan publik. Anda pasti ingat iklan telkomsel yang hanya menggunakan tiga nada do, do, re, mi, do. Jika anda mendengarnya pasti akan ingat bahwa itu merupakan produk dari telkomsel. Disinilah lahirnya pencitraan sebuah produk melalui musik yang memperkuat produk tersebut sehingga memiliki daya pikat untuk membeli. Inilah kekuatan yang terkandung dalam musik. Energi universalitas, dan pencitraan menjadi kekuatan lunak untuk dapat menarik perhatian melalui daya pesona dan daya pikatnya. Jika hal ini dicermati lebih seksama, maka kekuatan lunak ini dapat menjadi sebuah ramuan strategi budaya mutakhir untuk berdiplomasi dengan bangsa lain. Diplomasi dibutuhkan agar semua berjalan lancar sesuai dengan yang disepakati tanpa berat sebelah. Oleh karena itu diperlukan pendekatan melalui budaya untuk dapat memahami seluk beluk persoalan sebelum menuju kata sepakat untuk menjalankan kontrak kerjasama yang dibuat.
” MANFAAT MUSIK BAGI KEHIDUPAN ”
Johan dalam buku psikologi musik menyebutkan bahwa terapi musik adalah penggunaan musik sebagai alat terapi untuk memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan keadaan mental, fisik dan emosi. Terapi musik juga cara yang mudah yang bermanfaat positif bagi tubuh, psikis, serta meningkatkan daya ingat dan hubungan sosial.
Beberapa manfaat terapi musik antara lain:
1.Meningkatkan kreatifitas.
2.Mengurangi kecemasan dan stress.
3.Meningkatkan intelegensi.
4.Mengubah mood menjadi lebih positif.
5.Meningkatkan konsentrasi.
6.Bikin rileks.
7.Mengatasi gangguan autis pada anak kecil.
8.Membuat emosi jadi lebih positif (senang/gembira).
9.Meningkatkan kemampuan bahasa.
Manfaat musik diatas tidak dikarang dan didapatkan begitu saja, akan tetapi merupakan hasil penelitian dan pengamatan banyak ahli yang melakukan penelitian tentang efek-efek positif dari mendengarkan jenis-jenis musik tertentu. Diantaranya:
1. Jazz.
Penelitian oleh Blaum pada tahun 2003 mendapatkan hasil bahwa setelah para siswa mendengarkan musik jazz, mod mereka menjadi lebih enak, sehingga membantu para siswa untuk belajar. Hasil penelitian ini kemudian diterapkan oleh Norman L. Barber dan Jameson L. barber dengan memberikan CD Jazz for Success pada mahasiswa tingkat pertama Universitas Massachusetts. Mereka memberikan CD tersebut dengan tujuan agar mahasiswa tingkat satu dapat mengatasi emosi negatif (marah, cemas, depresi, takut) karena sulit menyesuaikan diri dengan dunia perkuliahan (Lihat “Kawanku”, edisi 40: 2006). Beberapa contoh musik jazz yang layak didengarkan (vatonie collection): Norah Jones, Natalie Cole, Nat King Cole, KLA Project, dll.
2. Rock.
Siapa bilang bahwa suara musik rock yang bising itu nggak ada menfaatnya dan bikin kita nggak mikir? Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Leigh Riby dan George Caldwell, Psikolog dari Glasgow Cladenian University membuktikan bahwa siswa yang mendengarkan musik rock hanya membutuhkan sedikit kerja otak untuk mengerjakan tugas dengan baik. Selain itu, musik rock dapat meningkatkan produtivitas ketika sedang bekerja (Lihat “Kawanku”, edisi 40: 2006). Beberapa contoh musik rock yang layak didengarkan (vatonie collection): Dream Theater, Rush, Hammerfall, Scorpion, SOAD, The Queen, dll).
3. Klasik
Manfaat-manfaat musik klasik sudah banyak diketahui terutama Efek Mozart. Terlepas dari banyaknya pro dan kontra tentang Efek Mozart ini, beebrapa penelitian menunjukkan bahwa musik Mozart bermanfaat dalam bidang kesehatan. Samuel Halim dalam penelitiannya menemukan bahwa efek Mozart dapat membantu penyembuhan penyakit Alzheimer (Sakit yang biasa diderita oleh lanjut usia ditandai dengan susah berjalan, bicara, jarang bergaul). Penelitian lain yang dilakukan oleh Campbell menemukan bahwa musik klasik bisa membantu penyembuhan penyakit-penyakit, seperti stress, kanker, dyslexia, dan tekanan darah tinggi. Beberapa contoh musik klasik yang layak didengarkan (vatonie collection): The Ultimate Mozart Album, Maksim, The Most Relaxing Classical Album in The World Ever, dll.
” PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN SENI MUSIK ”
Metode-metode pembelajaran musik
Menurut Mason yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Pestalozzi, pendidikan musik di sekolah bukan untuk menciptakan musisi-musisi profesional namun untuk mengembangkan musikalitas siswa yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia siswa. Pendidikan musik di tingkat dasar sebaiknya melibatkan pengalaman-pengalaman konkret yang dilakukan siswa secara mandiri sebelum menghadirkan teori-teori (prinsip praktek sebelum teori). Pengalaman-pengalaman tersebut sebaiknya melibatkan hal-hal yang disukai dan sesuai dengan perkembangan psikologis siswa.
Pandangan Dalcroze terhadap pendidikan musik adalah mengenai tiga hal yang harus dihadirkan dalam mengajar, yaitu: Eurhythmic, Improvisasi dan Solfege. Dalam Eurhythmic, siswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dengan menyeimbangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dengan gerak tubuh secara cepat dan tepat. Dalam latihan Eurhythmic, Dalcroze melibatkan improvisasi musik dan gerak tubuh. Teknik Solfege yang ia terapkan ditujukan untuk mengembangkan kemampuan siswa agar dapat menyanyi dengan pitch yang tepat, meningkatkan kepekaan pendengaran dan melatih konsentrasi dan ingatan siswa.
Dalam proses pembelajaran, Kodaly menggunakan tahap-tahap praktis seperti: penggunaan tonik solfa, rhythm syllables dan hand sign atau hand singing, yang merupakan perpaduan teknik-teknik praktis yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh pendidikan musik lainnya secara terpisah. Pendidikan musik di sekolah sebaiknya dapat mengembangkan keterampilan para siswa dalam menguasai bahasa musik yang dimulai sejak usia dini, aktivitas menyanyi dengan menggunakan lagu-lagu tradisional yang dikenal siswa, dan melibatkan musik dalam pelajaran-pelajaran lain.
Menurut Orff pendidikan musik harus melibatkan improvisasi dan kreasi dalam proses pembelajaran dengan memfokuskan pada penggunaan bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh tubuh dan pola-pola ritmik. Sama halnya dengan tokoh-tokoh musik lainnya, Orff menekankan pula bahwa pendidikan musik harus mendahulukan praktek atau pengalaman konkret sebelum teori. Dalam buku ‘Orff Schulwerk’ yang ia ciptakan bersama Keetman, Orff melibatkan dua aktivitas: pengembangan (expl).
” BERAPA LAMA BELAJAR MUSIK ”
Sebenarnya butuh berapa lama sih belajar musik itu? Setahun, dua tahun, tiga tahunAtau berapa?
Itu dia pertanyaan yang sering saya dengar dari orang-orang yang ingin belajar musik. Juga dari orang tua yang ingin anaknya bisa bermain musik. Lalu, apakah ada ukuran waktu untuk belajar musik ? Padahal sampai saat ini pun saya masih terus belajar dan mengakui kalau sebenarnya masih banyak yang belum saya ketahui tentang musik.
Tapi mari, saya coba mengajak Anda untuk mengukur waktu belajar musik berdasar pada jam belajar yang diterapkan sekolah formal atau tempat kursus musik. Rata-rata sekolah musik menerapkan satu jam pelajaran temu muka dengan instruktur dalam satu minggu. Atau empat jam dalam sebulan. Sedangkan satu tingkatan kursus biasanya harus dijalani selama enam bulan. Jadi kalau dihitung-hitung, dibutuhkan 24 jam untuk menyelesaikan satu tingkat (grade). Di mana tiap satu tingkat itu biasanya punya buku pelajaran sendiri.
Jadi, bisa dibayangkan mempelajari 1 buku pelajaran musik hanya dalam waktu 24 jam!
Itu hitung-hitungan kasarnya. Karena pada kenyataannya, tidak ada seorangpun yang bisa melahap buku pelajaran itu sehari semalam dan langsung bisa memainkan alat musik dengan sempurna. Seberbakat apapun dia, apa lagi yang tidak berbakat. Waktu satu jam tatap muka yang diterapkan sekolah musik hanyalah untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan latihan yang diberikan. Selain itu, penambahan materi latihan baru yang kemudian akan dievaluasi lagi minggu berikutnya. Begitu seterusnya, sampai masa 24 minggu selesai dan harus ikut ujian. Kalau tidak lulus, ya mengulang lagi dari awal!
Lalu, kapan mahirnya jika belajarnya hanya satu jam seminggu?
Pada umumnya instruktur akan menganjurkan untuk memperlancar materi yang diberikan di luar jam belajar. Minimal satu jam sehari! Jadi kalau dihitung-hitung ada tujuh jam sehari atau 168 jam untuk menguasai isi buku pelajaran musik.
Apakah jika sudah lulus satu buku sudah bisa mahir?
Belum tentu! Karena isi buku pada tingkat pertama pelajaran musik sering kali hanya didominasi oleh materi pelajaran dasar-dasar membaca not balok. Setidaknya jika sudah melewati buku pertama, kita sudah pandai membaca not balok. Itu yang paling dasar dan menjadi bekal untuk melangkah ke jenjang berikutnya. Ke buku jilid dua.
Jadi untuk mahir harus berapa buku yang dikuasai?
Setahu saya, ada sekitar 10 sampai 12 buku yang harus diselesaikan di sekolah musik tertentu. Tapi saya tidak tahu, apakah instrukturnya sendiri sudah menyelesaikan ke 12 buku itu atau belum. Artinya butuh sekitar enam tahun untuk menyelesaikan pendidikan formal musik, itupun kalau tidak tinggal kelas.
Lalu, kapan kita bisa mengiringi orang menyanyi?
Tergantung. Jika Anda punya talenta musik yang kuat, pada level awal pun Anda akan bisa mengiringi lagu. Dengan catatan, Anda menguasai cukup banyak akord pada jemari tangan kiri Anda dan menguasai cukup banyak scale nada di jemari tangan kanan. Anda bisa memainkan musik hanya dengan mendengarkan lagu dari rekaman kaset atau CD saja. Tanpa perlu mencari notasinya terlebih dulu. Tapi jika Anda kurang berbakat, sampai selesai 12 buku pun mungkin akan kesulitan memainkan lagu sendiri. Yang terjadi, Anda bisa memainkan score atau partitur sebuah lagu dengan lancar dan kemudian menghapalnya. Tapi jika tidak ada score atau partiturnya, Anda akan kesulitan.
Saya pernah melihat seorang pianis Orkes Telerama di televisi berpuluh tahun lalu (lupa tahun berapa, soalnya sudah lama sekali). Kalau tidak salah ingat waktu itu dia bermain bersama Jimmy Manoppo (drum) mengiringi Festival Bintang Radio dan Televisi. Ketika mengiringi peserta dalam lomba, permainan keyboard dan pianonya manis sekali. Namun ketika jeda penghitungan nilai oleh juri dan ada peserta yang spontan menyumbangkan suaranya, permainannya seperti orang yang baru belajar. Tidak ada harmonisasi dengan pemain lainnya. Pasalnya, dia tidak punya partiturnya dan tidak tahu lagunya!
Bisa kita simpulkan bahwa talenta atau bakat juga punya peranan amat besar dalam hal belajar musik. Tanpa talenta bukan berarti Anda tidak bisa belajar musik, tapi butuh waktu dan kesungguhan untuk melatih skill Anda. Karena bermain musik adalah ketrampilan yang setiap saat harus dilatih. Seniman besar Paul Cezanne pernah bilang, “bagi saya cukup satu persen bakat, 99 persen kesungguhan dan latihan!” Karena musisi sekelas Purwa Caraka pun mengakui jika tidak memainkan piano atau keyboard sehari saja, jari jemarinya akan kaku…!
” PENGERTIAN ALAT MUSIK ”
Alat musik adalah suatu instrumen yang dibuat atau dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik. Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi.
Saat ini sudah banyak toko alat musik yang jual alat musik baik yang masih baru ataupun alat musik bekas bahkan ada juga yang bersedia beli alat musik anda. Ragamnya pun juga sangat banyak , mereka jual gitar, beli gitar, jual piano, jual drum, dan lainnya juga ada yang sengaja mengkhususkan hanya menjual alat musik Indonesia
Jenis-jenis Alat musik
1.Alat musik yang tradisional
Alat musik petik: gitar, bass, kecapi, sasando, banjo, ukulele, mandolin, harpa, gambus
Alat musik gesek: biola, rebab, cello
Alat musik ketuk: organ, piano, harpsichord,
Alat musik tiup: seruling, terompet, trombon, harmonika, pianika, recorder sopran,
Alat musik pukul: tamborin, jidor, rebana, gamelan,
Alat musik moderen: gitar listrik, organ, akordeon, drum,
2.Jenis-jenis Gitar
Gitar bisa berupa gitar akustik atau listrik, atau gabungan keduanya :
Gitar akustik adalah jenis gitar dimana suara yang dihasilkan berasal dari getaran senar gitar yang dialirkan melalui sadel dan jembatan tempat pengikat senar ke dalam ruang suara. Suara di dalam ruang suara ini akan beresonansi terhadap kayu badan gitar. Jenis kayu akan mempengaruhi suara yang dihasilkan oleh gitar akustik
Avenged Sevenfold, Synyster Gates, Gitar, A7X, 2007]]
Gitar listrik adalah sejenis gitar yang menggunakan beberapa pickup untuk mengubah bunyi atau getaran dari string gitar menjadi arus listrik yang akan dikuatkan kembali dengan menggunakan seperangkat amplifier dan loud speaker. Suara gitar listrik dihasilkan dari getaran senar gitar yang mengenai kumparan yang ada di body gitar yang biasa disebut “pick up”. Terkadang sinyal yang keluar dari pickup diubah secara elektronik dengan gitar effect sebagai reverb ataupun distorsi.
Gitar listrik pertama digunakan oleh gitaris-gitaris jazz yang memakai amplifier hollow bodied untuk mendapatkan suara yang lebih besar. Gitar listrik yang pertama adalah gitar hollow bodied dengan pickup baja yang dibuat oleh pabrikan Rickenbacker di tahun 1931. Gitar listrik adalah instrumen kunci dalam perkembangan musik yang muncul sejak 1940, termasuk Chicago Blues, rock and roll dan blues rock 1962.
Gitar Effect
Sementara besarnya suara gitar akustik bergantung pada getaran bodinya yang diperlengkapi dengan ruang udara, besarnya suara sebuah gitar listrik bergantung pada induksi sinyal listrik magnetik yang ditimbulkan oleh senar logam yang dekat ke pickup. Signal tersebut dibentuk dalam alurnya menuju ke sebuah aplifiermenggunakan seperangkat sound effect untuk memodifikasi nada dan karakteristik signal. Sirkuit pembentukan suara yang paling umum adalah berupa kontrol volume, gain dan tone dan saklar pickup selektor yang ditemui hampir di semua jenis gitar listrik. Tahun 1960 beberapa gitaris mulai mengeksplorasi sebuah cakupan yang lebih luas dalam efek penadaan dengan mendistorsikan suara, dengan menambahkan gain dan volume dari preamplifier yang menghasilkan suara yang samar (fuzzy). Efek ini disebut “clipping” oleh ahli suara karena ketika ditampilkan dengan osiloskop, bentuk gelombang signal yang didistorsi terlihat terpotong pada puncaknya. Ini bukan sebuah perkembangan baru pada instrumen, tapi menghadirkan sedikit pergeseran dalam estetika. Tahun 1960 warna-warna penadaan pada gitar listrik selanjutnya dimodifikasi dengan mengenalkan sebuah effect box dalam alur signal, dibangun dalam sebuah casis logam dengan saklar on/of dengan kaki. Sepertinya stomp box telah menjadi bagian penting dalam banyak genre musik. Secara tipikal sound efek meliputi stereo chorus, fuzz, wah-wah, flanging, compression/ sustain, delay, reverb dan phase shift. Tidak semua gitar efek berupa elektrnik tahun 1967, Jimmy Page dari The Yardbird dan Led Zepelin menciptakan psychedelic sound effect dengan memainkan gitar dengan sebuah penggesek biola dan memukul senar dengan penggesek tersebut. Tahun 1980 dan 1990, effect digital dan sotware effect mulai bisa mereplikasi effect analog. Efect digital ini mencoba suara yang dihasilkan effect analog dengan untuk memvariasikan derajat kualitasnya. Begitu banyak program komputer untuk efect gitar bisa didownloud secara gratis via internet. Sekarang dengan memakai sebuah soundcard sebuah komputer bisa digunakan sebagai sebuah effect gitar digital. Tapi walau effect digital dan software effect banyak memberi keuntungan, banyak gitaris masih memakai effect analog.
” DUA MACAM DALAM PEMBELAJARAN MUSIK ”
Pertama adalah pembelajaran keterampilan teknis memainkan alat musik (instrumen, atau vokal). Dalam tahap ini seseorang berusaha meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh (otak, pendengaran, koordinasi otot kasar/ halus etc) yang diperlukan untuk menguasai sebuah alat musik.
Dalam tahapan ini, sesungguhnya seseorang sedang melatih “muscle memory” untuk mencapai tahapan-tahapan keterampilan tertentu. Dalam prinsip didaktika, maka muscle memory hanya dapat dilatih melalui pengulangan, atau dalam bahasa praktisnya, latihan.
Itu sebabnya ‘latihan’ musik dalam tahap skill adalah berarti sang siswa mengulang-ulang suatu ‘gerakan’ tertentu, sampai kelak gerakan (baca: koordinasi tubuh) untuk skill tersebut dapat dilakukan secara lancar dan otomatis.
Jika pertanyaan di atas ditujukan untuk proses ini, maka jawabannya relatif lebih bisa diprediksi, bahwa penguasaan alat musik sangat tergantung pada kemampuan muscle memory, atau “muscle intelligence” seseorang. Kita tahu ada orang yg dengan sekali melihat udah bisa meniru suatu gerakan secara persis, ada yg perlu diulang berkali-kali, ada yg susah banget biarpun sudah dilatih berkali-kali-kali Tapi karena “pengulangan” adalah sesuatu yg sifatnya kuantitatif, maka sebenernya sudah dapat dicari berapa frekuensi latihan rata-rata yg diperlukan oleh umumnya siswa, dan berdasarkan itulah pihak pendidik mengembangkan kurikulum pengajaran musiknya.
Pengajaran notasi, itu juga masuk dalam ranah skill. Yaitu menguatkan asosiasi titik (not) di garis birama dengan posisi jemari di alat musik, serta lamanya not dibunyikan dll. Ini proses inteligensi otak, dan berlanjut ke muscle memory juga. Konon ada juga interaksi antara otak kanan dan otak kiri dalam proses ini.
Jenis Pembelajaran kedua, adalah justru yang lebih hakiki dalam bermusik, yaitu bagaimana membuat nada-nada hasil latihan ini menjadi bermakna, make sense, dan berfungsi sebagai MUSIK. Hal ini membutuhkan penyatuan antara kapasitas intelektual, kapasitas koordinasi otot, dengan “kapasitas spirit” manusia,…. which is itulah satu-satunya kapasitas yang bisa membuat rangkaian bunyi menjadi sesuatu yang kemudian dikatakan “indah”.
Sungguh menarik bila kita sudah memasukkan unsur “Musikalitas” ini. Sesungguhnya ada misteri yang belum sepenuhnya dipahami manusia. Kenapa bunyi yang diatur menurut pola tertentu, pilihan timbre tertentu, atau kata-kata yang diucapkan dengan irama tertentu, kemudian bisa mentrigger sesuatu dalam diri pendengarnya. Entah itu perasaan, mood, atau apa.
Teknik Berlatih Paduan Suara : Tips dan Trik


Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenis-jenis kelompok vokal seperti Duet, Trio, Kwartet, Ansambel, Paduan Suara dll. Paduan Suara sering kita saksikan pada acara-acara rutin gereja bahkan yang bersifat tahunan misalnya : Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi), Perayaan Paskah/Natal.
.
Pembinaan Paduan Suara pada umumnya bersifat temporer, artinya hanya dibentuk jika ada event yang membutuhkan dan menyewa pelatih dari luar dengan biaya yang relatif mahal. Padahal bila kita memahami trik/teknik latihan Paduan Suara sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa kita kerjakan sendiri. Yang penting kita bisa membuat program latihan yang baik, tentunya dengan sarana/tempat latihan yang representatif.
KLASIFIKASI PADUAN SUARA
.
Penulis megklasifikasikan Paduan Suara menjadi 3 (tiga) level, yaitu:
.
Level - 1 (Penguasaan Materi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan notasi yang tertulis pada partitur.
.
Tips :
- Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
- Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang tertulis di partitur.
- Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
.
Level - 2 (Interprestasi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi sesuai dengan interprestasi lagu yang diinginkan oleh komponis maupun aranger lagu tersebut.
.
Tips :
- Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada partitur. Kalau tidak tercantum pada partitur, dinamik disesuaikan dengan makna syair atau karakter alur melody.
- Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya pengucapan konsonan “r”, “s”, “ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga terdengar perbedaannya.
- Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan Birama lagu.
- Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat yang benar. Ini dapat dicapai jika dilaksanakan dengan teknik pernafasan yang baik.
- Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan latihan dimulai agar diperoleh Timbre (warna suara) yang menyatu, sehingga tidak ada suara yang menonjol sendiri.
Level - 3 (Ekspresi)
.
Kriteria : Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi dengan penghayatan dan dikeluarkan melalui ekspresi.
.
Tips :
- Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu, misalnya: Lagu/aransemen yang riang dinyanyikan dengan lincah dan riang. - Perhatikan pada aransemen yang terdapat tanda perubahan tempo, misalnya : Accelerando, rittardando, A- tempo dll., agar dinyanyikan dengan tepat sehingga mendukung ekspresi.
- Tidak semua anggota dapat bernyanyi dengan ekspresi. Tempatkan anggota pada posisi central dan banjar terluar (samping kiri/kanan), karena posisi ini mempengaruhi penampilan secara keseluruhan.
.
Pembagian Kelompok Suara
.
Paduan suara umumnya terdiri dari 4 kelompok suara yaitu Sopran, Alto, Tenor dan Bass. Beberapa arransemen ada pula yang membagi Sopran, Meso, Alto, Tenor, Bariton dan Bass. Untuk mendapatkan balance yang baik, perlu pembagian yang tepat untuk masing-masing kelompok. Tips:
- Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan paksakan penyanyi Alto bernyanyi dikelompok sopran dengan alasan karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang lainnya.
- Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah 3:2:2:3., namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan potensi Power penyanyi yang ada.
Program Latihan
.
Ada peribahasa “Seberangilah sungai dari tempat yang dangkal” artinya mulailah segala sesuatu dari yang mudah dahulu. Artinya dalam membuat program latihan harus bertahap dari yang mudah dahulu.
.
Tips :
- Selesaikanlah dahulu level-1 baru kemudian mulai level-2, dst. Contoh : jangan mengajarkan materi level-2 kalau anggota belum semuanya lulus level-1, karena akan sia-sia akibat terpecahnya konsentrasi.
- Kelompok paduan suara ibarat rangkaian gerbong kereta api. Jika salah satu gerbong tersendat maka gerbong yang lain kecepatanya terpaksa ikut melambat, menyesuaikan kecepatan gerbong yang tersendat tadi. Perbaiki gerbong (baca : kelompok suara) yang lemah dahulu, baru kelompok gerbong lainnya.
- Awali latihan dengan vokalisi terlebih dahulu, sesuai dengan karakter lagu yang akan dinyanyikan. Jika lagu banyak menggunakan stacato, perbanyak vokalisi stacato, jika lagu banyak nada panjang, perbanyak vokalisi nada panjang.
- Tekankan anggota untuk membaca not, jangan menghafal not, karena kemampuan membaca sangat diperlukan dalam PS. Setelah anggota dapat menyanyikan notasi dengan benar tekankan untuk menghafal syair.
Dirigen
.
Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penampilan Paduan Suara. Idealnya Dirigen Paduan Suara merangkap pelatih sejak awal program latihan dilaksanakan, agar secara emosional akan terjalin komunikasi. Namun karena keterbatasan personel di TNI AL yang bisa memimpin Paduan Suara, seringkali Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari sukarelawan yang memberanikan diri karena tidak ada yang mau menjadi dirigen. Sebaiknya hal ini dihindari.
.
Tips:
- Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada anggota Paduan Suara lainnya, jangan berdasarkan senioritas saja.
- Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga menjadi satu komposisi yang padu dan harmonis. Untuk itu Dirigen harus menguasai materi dengan baik dan benar, sebelum ia memadukan (memimpin) kelompok Paduan Suaranya.
- Dirigen jangan memulai aba-aba jika belum seluruh mata anggota memperhatikan Dirigen, karena kontak mata sangat penting untuk menjalin komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara.
.
Demikianlah secara singkat Tips berlatih Paduan Suara, semoga dapat bermanfaat.
.
“Keberhasilan adalah buah dari latihan, namun tanpa disiplin, latihan tidak menghasilkan apa-apa”.
Teknik (seni) Dasar Vokal
________________________________________
Gw pikir lebih tepat bila kita mengatakannya seni bukan teknik, karena kata teknik lebih tepat mengacu pada benda mati

Berikut gw jabarkan apa yg gw ketahui mengenai seni dasar vokal, semoga berguna bagi yg membutuhkan,, dan berguna bagi gw bila kalian yg lebih mengerti mengoreksinya


Pertama-tama, hal yg paling penting dalam seni vokal menurut 'mereka' adalah pernafasan..Pernafasan saaat bernyanyi dengan pernafasan biasa tentu jauh berbeda..Bagi yg tidak biasa bernyanyi, mungkin rasa 'ngos-ngosan' bila bernyanyi..

Prinsip pernafasan saat bernyanyi adalah menghirup udara secepat dan sedalam mungkin, lalu mengeluarkannya sehemat mungkin dan lama..

Bahkan kita tak perlu menghirup nafas! kita hanya perlu mengembangkan rongga dada, dan kemudian udara otomatis akan terisi.. Jadi tak perlu ada suara2 yg mengganggu di microphone saat kita bernyanyi..

Pernafasan di bagi menjadi tiga garis besar, yaitu: pernafasan dada, diafragma dan perut.. ada sedikit kontradiksi di sini.. sebagian orang ada yg bilang pernafasan perut yg bagus dalam bernyanyi, ada jg yg bilang pernafasan diafragma.. Namun gw mengatakan pernafasan perut itu melelahkan, dan pernafasan diafragma itu lebih menyimpan banyak udara..

Bagaimana cara bernafasnya?! Silahkan lihat2 lagi mengenai pernafasan diafragma yg sudah banyak di ulas di postingan2 klinik vokal

--------------------------------------------------------------------------

Sikap Tubuh

Bagian selanjutnya adalah mengenai sikap tubuh secara keseluruhan ketika bernyanyi, walau bukan bagian yg terpenting, namun mau-tidak-mau hal ini turut berpengaruh terhadap performa vokal kita..

badan kita mesti tegap, rileks, dan fleksibel.. Bahu jangan di angkat selama bernafas mungkin selama bernyanyi, terutama saat menarik nafas.. dada diperlebar cenderung di majukan ke depan.. kaki agak di jarangkan, agar bisa berdiri seimbang..

Bentuk Mulut

Mulut usahakan agar terbuka lebar bagi pemula, agar resonansi udara dalam berjalan dengan baik.. resonansi dada berguna dalam mengambil nada2 rendah, hidung untuk nada2 tinggi, tenggorokan untuk suara yg jernih (namun jangan menumpukan suara pada tenggorokan, karena akan mengakibatkan kita kelelahan tenggorokannya), dan terakhir kepala bila hendak mengambil nada2 amat tinggi..

Lidah di datar kan selama bernyanyi, dan ujungnya menyentuh bagian belakang gigi seri bawah kita.. Lidah harus se rileks mungkin, karena buat gw pribadi, ini yg sering gw perhatikan dan menjadi yg sulit bagi pemula termasuk gw dulu Rongga mulut seperti kita menguap, jadi prinsipnya agar ruang keluar udara dapat menjadi lebar..

Lebarkan mulut saat bernyanyi dengan nada rendah, karena hal itu dapat membantu..Perhatikan juga bagian atas rongga mulut, usahakan agar selebar dan seluas mungkin, sekali lagi seperti kita menguap..

Ukuran lebar bibir adalah 3 jari (coba masukkan 3 jari ke mulut lo, itulah ukuran minimalnya) Lebarkan mulut ke samping bila hendak mengambil nada2 rendah, gw rasa itu membantu..

Outward Support

ini cukup vital utk bernyanyi, karena kita membutuhkan support untuk mengeluarkan nada agar lebih gress dan pitch nya terjaga (sebenarnya gw sulit menguraikannya dengan kata2 )

Sebagai contoh, lihat Hany (kalo ga salah namanya itu: cowo loh) Indo Idol,, itulah contoh vokalis yg sama sekali tidak menggunakan outward support

bagaimana caranya?? kencangkan bagian samping bawah tulang rusuk.. coba katakan "HISSSSS... " taruh tangan di bawah samping rusuk dan rasakan bagian itu mengencang.. NAH!! tahan terus selama bernyanyi (fleksibel aja se)

Eric Martin adalah contoh vokalis yg bagus dalam penggunaan teknik itu.. dalam setiap lagu2nya, baik itu keras-tinggi maupun slow dia selalu menggunakannya.. (kalo lo nyanyiin ga pake outward support,maka garing bgt suara lo! jauh beda sm Eric Martin aslinya! )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar