Waktu bergulir dari detik kemenit, menit ke jam dan jam ke hari terus ke minggu ke bulan dan ketahun. Hari ini tanggal 5 Mei 2010 tepat usia perkawinanku dengan isteri genap 25 tahun. Usia tahun perkawinan perak kata orang mengistilahkannya. Tidak ada ucapan selamat dari keluarga (anak), saudara, handaitaulan ataupun siapapun yang merasa kenal dengan kami berdua apalagi kue tar semua itu tidak ada, hanya ucapan saling doa melalui sms antara aku dan istriku dirumah dan aku di kantor yang mengabari bahwa hari ini tepat 25 tahun yang kami berikrar didepan penghulu untuk seia sekata sejalan sepenaggungan untuk mengikat kasih meraih suatu cita-cita mulia yaitu menjalankan sunnahmu ya Nabi Saw .....
25 tahun waktu bergulir penyatuan ini diwarnai kembang kehidupan. Menyatukan jiwa,raga, rasa dan emosi silih berganti dan semua itu mengkristal menjadi cita-cita untuk membesarkan putra-putri kami dalam materi pas-pasan ataupun perolehan rejeki yang cukup meski tidak berlebihan. Semua itu tetap dibalut rasa syukur yang tidak terkira. Ada sedikit rasa keharuan dari istriku katanya ketika mendapat jawaban sms dariku bahwa meski kita tidak dapat merayakan hut perkawinan ini seperti orang lain tapi kiranya kita tetap berdoa untuk tetap dalam naungan Allah SWT. Hari ini aku berharap menjadi tonggak kehidupan kami menjadi lebih baik, bertransformasi menjadi keluarga yang sakinah mawadah, warohmah. Meninggalkan ego, membentuk saling pengertian, menyadari kekurangan masing-masing sebagai modal menjadi orang tua yang bijaksana dan menjadi panutan putra-putri, kerabat, handaitaulan, lingkungan warga dimana kami tinggal bahkan kalau memungkinkan masyarakat.
Kiranya itulah harapan kami berdua, semoga Allah senantiasa selalu berada didekat kami dan selalu menerangi dengan cahayaNya.
semoga......
25 tahun waktu bergulir penyatuan ini diwarnai kembang kehidupan. Menyatukan jiwa,raga, rasa dan emosi silih berganti dan semua itu mengkristal menjadi cita-cita untuk membesarkan putra-putri kami dalam materi pas-pasan ataupun perolehan rejeki yang cukup meski tidak berlebihan. Semua itu tetap dibalut rasa syukur yang tidak terkira. Ada sedikit rasa keharuan dari istriku katanya ketika mendapat jawaban sms dariku bahwa meski kita tidak dapat merayakan hut perkawinan ini seperti orang lain tapi kiranya kita tetap berdoa untuk tetap dalam naungan Allah SWT. Hari ini aku berharap menjadi tonggak kehidupan kami menjadi lebih baik, bertransformasi menjadi keluarga yang sakinah mawadah, warohmah. Meninggalkan ego, membentuk saling pengertian, menyadari kekurangan masing-masing sebagai modal menjadi orang tua yang bijaksana dan menjadi panutan putra-putri, kerabat, handaitaulan, lingkungan warga dimana kami tinggal bahkan kalau memungkinkan masyarakat.
Kiranya itulah harapan kami berdua, semoga Allah senantiasa selalu berada didekat kami dan selalu menerangi dengan cahayaNya.
semoga......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar