Total Tayangan Halaman

Rabu, 14 Juli 2010

Gn.Slamet 16 Agust. 2008

Siang itu aku mendapat telepon dari rekan lamaku Edi Efendi, ia mengajak aku untuk mencoba bernostalgia untuk mendaki Gunung Slamet yang terletak didaerah kota Tegal Jawa Tengah.Sebelumnya aku pernah bersamanya mendaki gunung Gede kurang lebih 20 tahun lalu.

Aku sudah lupa bagaimana rasanya mendaki gunung kembali, mengingat usiaku sudah kepala 5, ada timbul kekhawatiran akan kemampuan fisik dan psikologis mengingat hal itu. Setelah ajakan itu muncul, coba aku berlatih jalan cepat hampir setiap pagi untuk jaga-jaga jangan sampai pas aku setuju untuk berangkat dan pas pelaksanaannya fisik dan mentalku kedodoran, meski hampir secara berkala aku latihan bulutangkis tapi aku masih sangsi modal tersebut cukup atau tidak untuk berjalan dan menaggung beban ransel selama lebih kurang 8 jam dan mengingat mendaki gunung bukan hal yang main-main, karena bila muncul masalah gangguan fisik akibatnya akan fatal, dan bisa-bisa tercecer dijalan dan pulang digotong dan ini akan cemar sel;uruh alam jagat raya ini.

Acara pendakian ini adalah merupakan acara tradisi tahunan dalam rangka memperingati HUT RI ke 63, dan hampir setiap pecinta alam akan melakukan tradisi itu dan tentunya instansi kamipun yaitu Jasa Marga dengan Pegiat Alamnya (Jasmapala) mengadakan pula pendakian ke Gunung Slamet dengan ketinggian 3432 mdpl, melalui jalur Guci pendaki Jasmapala yang berjumlah 50 orang terdiri dari seluruh Cabang Jabotabek, Surabaya, Semarang dan Kantor Pusat dan ditambah pecinta alam lainnya coba melakukan itu.

Gunung Slamet, salah satu gunung tertinggi kedua setelah Gunung Semeru di Pulau Jawa yang sangat eksotis, terletak di wilayah propinsi Jawa tengah dan menjadi perbatasan 5 wilayah kabupaten yaitu Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, Bumiayu, terletak di 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT dengan ketinggian 3432 Mdpl.

Sore itu di basecamp kami dihalaman rumah penginapan tempat wisata air panas Guci kaki gunung Slamet, diawalilah perjalanan pendakian itu oleh 4 orang Tim Pendahulu, mereka berangkat dengan menembus malam gulita dengan diantar seorang portir diantaranya Toto Purwanto, Fery Maulana, Dewanto dan Achmad Muslim (Boim) untuk melakukan koordinasi sebagai langkah awal guna memperlancar Tim Jasmapala untuk melakukan pendakian, tujuan ke 4 orang tersebut selain melakukan koordinasi juga melakukan pendakian awal pada tanggal 15 Agustus 2008 guna merealokasi area pemasangan tenda pada pos V batas vegetasi dan memasang tambang sebagai alat bantu pada ketinggian 2950 Mdpl sebelum puncak, sebab route menuju puncak terdiri dari batuan vulkanik dan pasir sehingga dapat menyulitkan bahkan menguras tenaga bagi para pendaki untuk menuju puncak Segoro Wedi (lautan pasir)

Pagi kurang lebih pukul 08.00 waktu Guci kaki Gunung Slamet rombongan besar kami mulai bergerak dengan dibagi 4 regu mulailah dilakukan perjalan kami. Partama dihadapan kami jalan bebatuan yang kasar dengan pemandangan kiri kanan kebun penduduk

POS I (Pos Pinus) 1185 Mdpl
Pada tanggal 16 Agustus 2008 tepat pukul 08.15 pendaki Jasmapala yang dipimpin oleh Ketua Rombongan Effendi dan kordinator lapangan Erwin Sulistyo melakukan pendakian, diiring oleh pendaki lainnya dengan jumlah kurang lebih 80 orang dari berbagai perkumpulan pegiat alam, pada Pos I ketinggian 1158 Mdpl para pendaki Jasmapala tidak menemui kesulitan mengingat jalur pendakian relatif landai.

POS I - POS II (Pos Pondok Pasang) 1850 Mdpl
Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri yang merupakan akhir dari bentangan hutan pinus terlewati, pos II merupakan tanah kosong yang cukup luas dan para pendaki Jasmapala menggunakannya tempat tersebut untuk beristirahat sejenak guna melakukan persiapan tenaga untuk menuju pos III.

POS II - POS III (Pos Pondok Cemara) 2035 Mdpl
Menuju pos III jaraknya tidak terlalu jauh dengan pos II, yaitu sekitar 45 menit pendaki Jasmapala pun menikmati track ini dengan penuh semangat yang kemudian untuk melakukan istirahat kembali guna mempersiapan perjalanan menuju pos IV yang cukup panjang dan penunuh rintangan.

POS III - POS IV (Pos Pondok Kematus) 2480 Mdpl
Track menuju pos IV ini cukup panjang, berat, dan sangat melelahkan bagi para pendaki walaupun pada jalur ini terdapat 2 pos bayangan untuk dapat digunakan melepas lelah sejenak guna dapat meneruskan perjalanan, maka disinilah para pendaki Jasmapala saling bahu membahu dengan jiwa korsa yang tinggi untuk dapat menuju pos IV, pada pos ini sangat kondusif untuk ngecamp tapi kurang bagus untuk summit attack karena jaraknya masih cukup jauh dengan puncak

POS IV - POS V (Pos Pondok Edelweiss) 2740 Mdpl
Track menuju batas vegetasi cukup terjal dan sangat menguras tenaga bagi para pendaki tak terkecuali pendaki Jasmapala namun dengan tekad yang kuat pada pukul 16.40 pendaki awal Ir. D.Denny Sudiyono tiba di pos V batas vegetasi disusul para pendaki lainnya dari Jasmapala, pada pukul 18.00 rombongan besar dari berbagai perkumpulan pegiat alam termasuk didalamnya pegiat alam dari Jasmapala mulai berdatangan tiba di batas vegetasi yaitu batas terahir yang merupakan batas vegetasi dengan batuan vulkanik bagi para pendaki untuk melakukan istirahat guna memulihkan tenaga sebelum menuju puncak.

POS V - PUNCAK SLAMET (Segoro Wedi) 3432 Mdpl
Tim Pendaki Jasmapala melakukan pendakian menuju puncak pada tanggal 17 Agustus 2008 pada pukul 04.00 Wib, dari batas vegetasi sampai puncak dibutuhkan waktu 1.5 - 2 jam mengingat di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendakian dilakukan pada pagi hari. Alhamdulillah dengan semangat yang tinggi serta cita-cita yang luhur maka tim pendaki Jasmapala tiba di Puncak Slamet pada pukul 05.30, tim pendaki Jasmapala secara keseluruhan dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas serta menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi.

DIPOSKAN OLEH JASMAPALA DI SABTU, AGUSTUS 30, 2008 0 KOMENTAR

MANDALAWANGI - PANGRANGO
Senja itu ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang mu
Aku akan datang kembali
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku berbicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyayian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta
Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali

Dan berbicara padaku tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya
Tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-jurang jurangmu
Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

19 Juli 1966
Soe Hok Gie (Mapala UI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar